Posts

Showing posts from April, 2016

Kehidupan ekonomi Kerajaan Tarumanegara

Berdasarkan sumber-sumber sejarah tersebut, baik prasasti maupun berita-berita dari Cina, dapatlah diperoleh gambaran bahwa kehidupan kerajaan Tarumanegara pada masa itu. Berdasarkan prasasti Tugu dapat diketahui mata pencaharian penduduknya, yaitu pertanian dan perdagangan. Begitu pula berdasarkan berita dari Fa-Hien awal abad ke 5, diketahui bahwa mata pencaharian penduduk Tarumanegara adalah pertanian, peternakan, perburuan binatang, dan perdagangan cula badak, kulit penyu dan perak. Prasasti Tugu, ditemukan di daerah Tugu (Jakarta) merupakan prasasti terpanjang dari semua prasasti peninggalan Raja Purnawarman. "kuat buat mengalirkannya ke laut, setelah sampai di istana yang termasyhur, didalam tahun keduapuluh duanya dari takhta raja Purnawarman yang berkilau-kilau karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji segala raja. Sekarang beliau menitahkan menggali sungai yang permai dan jernih, gomati namanya, setelah melewati kediaman sang pendeta nenkda, pekerjaa...

Perkembangan Kerajaan Mataram Kuno pada Masa Pemerintahan Raja Dyah Balitung

Aspek Politik : Dyah Balitung memerintah sampai tahun 910. Dyah Balitung banyak meninggalkan prasasti (20 buah), sebagian ditemukan di Jawa Timur. Ada prasasti yang menyebutkan bahwa Raja Balitung pernah menyerang Bantan (Bali). Prasasti yang penting adalah Prasasti Mantyasih (Kedu) yang berisi silsilah raja-raja Mataram Kuno dari Sanjaya sampai dengan Dyah Balitung. Pada masa pemerintahan Raja Balitung dikenal tiga jabatan penting, yaitu rakryan i hino (pejabat tinggi sesudah raja), rakryan i halu, dan rakryan i sirikan. Ketiganya merupakan tritunggal. Aspek Ekonomi : Usaha perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketika Raja Balitung berkuasa. Pada Prasasti Purworejo (900 M) disebutkan bahwa raja telah memerintahkan untuk membuat beberapa pusat perdagangan. Keterangan lain juga didapatkan dari Prasasti Wonogiri (903 M) yang menyebutkan bahwa penduduk di sekitar kanan-kiri aliran Sungai Bengawan Solo diperintahkan untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas perdagangan me...

LUAS KEKUASAAN KERAJAAN SRIWIJAYA

Image
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang bukan saja dikenal di wilayah Indonesia, tetapi dikenal di setiap bangsa atau negara yang berada jauh di luar Indonesia. Hal ini disebabkan letak Kerajaan Sriwijaya yang sangat strategis dan dekat dengan Selat Malaka. Telah kita ketahui, Selat Malaka pada saat itu merupakan jalur perdagangan yang sangat ramai dan dapat menghubung-kan antara pedagang-pedagang dari Cina dengan India maupun Romawi. Dari tepian Sungai Must di Sumatra Selatan, pengaruh Kerajaan Sriwijaya terus meluas yang mencakup Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Bangka, Laut Jawa bagian barat, Bangka, Jambi Hulu, dan mungkin juga Jawa Barat (Tarumanegara), Semenanjung Malaya hingga ke Tanah Genting Kra. Luasnya wilayah laut yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang besar pada zamannya.

MANGANALISIS KEHIDUPAN EKONOMI KERAJAAN KUTAI

Kehidupan ekonomi masyarakat Kutai diperkirakan ditunjang dari sektor pertanian, baik sawah maupun ladang. Selain itu, melihat letaknya yang strategis, yaitu di sekitar Sungai Mahakam yang menjadi jalur perdagangan Cina dan India, membuat Kerajaan Kutai menarik untuk disinggahi para pedagang. Dengan begitu, bidang perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai. Kehidupan ekonomi masyarakat Kutai meningkat dengan diangkatnya Raja Mulawarman. Beliau adalah raja yang mulia dan dermawan. Terbukti dengan memberi sedekah kepada rakyatnya berupa 20.000 ekor sapi yang diletakkan di Waprakeswara.

PERKEMBANGAN UPACARA KASADA SAMPAI SAAT INI

Sejak Jaman Majapahit konon wilayah yang mereka huni adalah tempat suci, karena mereka dianggap abdi – abdi kerajaan Majapahit. Sampai saat ini mereka masih menganut agama hindu, Setahun sekali masyarakat tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada. Upacara ini berlokasi disebuah pura yang berada dibawah kaki gunung bromo. Dan setelah itu dilanjutkan kepuncak gunung Bromo. Upacara dilakukan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama dibulan Kasodo menurut penanggalan Jawa.

TRADISI DI BALI YANG MASIH LESTARI SAMPAI KINI

Berikut beberapa tradisi unik di Bali yang masih lestari sampai sekarang; Omed-omedan ; hanya ada di desa Sesetan, Denpasar Selatan. Digelar sehari setelah hari raya Nyepi, sekitar jam 2 siang. Dimana 2 kelompok muda-mudi (yang belum menikah) berhadap-hadapan dan tarik menarik (bali:med-medan) kemudian saling cium antara pemuda dan pemudi satu dengan yang lainnya dengan guyuran air, disaksikan oleh semua warga. Terlihat begitu vulgar, tapi itulah uniknya sempat tidak dilaksanakan namun pertanda buruk datang. Menjadi atraksi wisata menarik dan pantas anda abadikan. Mekare-kare ; sebuah tradisi perang pandan berduri di desa Tenganan, kabupaten Karangasem, peserta banyak yang sampai berdarah kena duri pandan, tradisi ini dirayakan pada sasih ke-5 kalender Hindu atau sekitar bulan September, dengan tujuan sebagai sebuah penghormatan kepada dewa Indera yang memimpin pasukan perang untuk mengalahkan Raja lalim yang pernah merajai Bali, yaitu Raja Mayadenawa. Mekotek ; Desa Mungu...

PERAN GAJAH MADA DALAM PERKEMBANGAN KERAJAAN MAJAPAHIT

Gajah Mada adalah patih mangkubumi (mahapatih) Kerajaan Majapahit. Namanya mulai terkenal setelah ia memadamkan pemberontakan Kuti. Gajah Mada muncul sebagai seorang pemuka kerajaan sejak masa pemerintahan Jayanegara (1308 - 1328). Kariernya dimulai sebagai pengawal raja (bahanyangkari). Mula - mula, beliau menjadi Bekel Bahanyangkari (setingkat dengan komandan pasukan). Kariernya terus menanjak pada masa kerajaan Majapahit dilanda beberapa pemberontakan, seperti pemberontakan Rangga Lawe (1309), Lembu Sura (1311), Nambi (1316), dan Kuti (1319). Pada tahun 1328, raja Jayanegara wafat. Beliau digantikan oleh Tribhuanatunggadewi. Sadeng melakukan pemberontakan. Pemberontakan Sadeng dapat ditumpas oleh pasukan Gajah Mada. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit pada tahun 1334. Pada upacara pengangkatannya, beliau bersumpah untuk menaklukan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah itu dikenal dengan Sumpah Palapa. Gajah Mada tetap menjadi ...

Faktor pendorong perkembangan Kerajaan Sriwijaya

Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan Kerajaan Sriwijaya 1.      1.  Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan perdagangan                   internasional. 2.       2.  Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina yang melintasi Selat Malaka sehingga              membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya. 3.       3.  Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan kerajaan Kamboja memberikan         kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara Maritim (Sarwajala), yang selama abad        ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan.

Aliran Seni Rupa 2 Dimensi beserta gambar dan pelukisnya

Image
1.Naturalisme Depskripsi : Naturalisme di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Naturalisme melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyata, artinya disesuaikan dengan tangkapan mata kita. Basuki Abdullah melukis seorang perawan desa dengan pakaian lusuh justru tampak seperti bidadari. Tokoh Natularisme di Indonesia selain Basuki Abdullah adalah Raden Saleh. Saat ini semisal Choirun Sholeh. Ciri-ciri 1.Tema alam lingkungan yang memiliki potensi tinggi 2.Mengutamakan unsur-unsur keindahan sehingga hanya keadaan alam tertentu yang menjadi objek lukisan. 3.Tidak banyak melibatkan ekspresi melainkan sebuah objektif yang nyata. 4.Cenderung selalu menampilkan unsur alam yang objektif. karya: Soeboer Doellah

Kerangka karya tari

Ide       : Diperoleh dari membaca diweb internet tari piring yang berasal dari daerah Sumatera  Barat Tema   : Ritual Judul   : Piring Sinopsis: Tarian ini menceritakan tentang kisah rakyat minang yang masih menyembah dewa-dewa, mereka percaya bahwa dewa sudah memberikan kepada rakyat hasil panen yang melimpah serta melindungi mereka dari mara bahaya. Sebagai ucapan rasa syukur para gadis akan memberikan hasil panen mereka pada dewa dan ditaruh diatas piring.