Perkembangan Kerajaan Mataram Kuno pada Masa Pemerintahan Raja Dyah Balitung
Aspek Politik :
Dyah Balitung
memerintah sampai tahun 910. Dyah Balitung banyak meninggalkan prasasti (20
buah), sebagian ditemukan di Jawa Timur. Ada prasasti yang menyebutkan bahwa
Raja Balitung pernah menyerang Bantan (Bali). Prasasti yang penting adalah
Prasasti Mantyasih (Kedu) yang berisi silsilah raja-raja Mataram Kuno dari
Sanjaya sampai dengan Dyah Balitung. Pada masa pemerintahan Raja Balitung
dikenal tiga jabatan penting, yaitu rakryan i hino (pejabat tinggi sesudah
raja), rakryan i halu, dan rakryan i sirikan. Ketiganya merupakan tritunggal.
Aspek Ekonomi :
Usaha
perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketika Raja Balitung berkuasa. Pada
Prasasti Purworejo (900 M) disebutkan bahwa raja telah memerintahkan untuk
membuat beberapa pusat perdagangan. Keterangan lain juga didapatkan dari
Prasasti Wonogiri (903 M) yang menyebutkan bahwa penduduk di sekitar kanan-kiri
aliran Sungai Bengawan Solo diperintahkan untuk menjamin kelancaran arus lalu
lintas perdagangan melalu aliran sungai tersebut. Sebagai imbalannya, penduduk
desa di kanan-kiri sungai tersebut dibebaskan dari pungutan pajak. Lancarnya
pengangkutan perdagangan melalui sungai tersebut dengan sendirinya akan
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat Mataram Kuno.
Kerajaan Mataram
Kuno meskipun dalam praktik keagamaannya terdiri atas agama Hindu dan agama
Buddha, masyarakatnya tetap hidup rukun dan saling bertoleransi. Sikap itu
dibuktikan ketika mereka bergotong royong dalam membangun Candi Borobudur.
Masyarakat Hindu yang sebenarnya tidak ada kepentingan dalam membangun Candi
Borobudur, tetapi karena sikap toleransi dan bergotong royong yang telah
mendarah daging turut juga dalam pembangunan tersebut.
Keteraturan
kehidupan sosial di Kerajaan Mataram Kuno juga dibuktikan adanya kepatuhan
hukum pada semua pihak. Peraturan hukum yang dibuat oleh penduduk desa ternyata
juga dihormati dan dijalankan oleh para pegawai istana. Semua itu bisa
berlangsung karena ada hubungan erat antara rakyat dan kalangan istana.
Comments
Post a Comment